Selasa, 19 April 2011

Dia, Tuhan!


Tuhan, aku selalu percaya bahwa Engkau telah mengatur segalanya, mempersiapkan segalanya pula untukku. Makanya aku percaya segalanya pada-Mu. Aku selalu yakin Engaku akan memberikan yang terbaik untukku. Itu termasuk urusan jodoh. Seiring keyakinan itu, Tuhan, sejatinya aku tidak ingin berpikir terlalu jauh atau khawatir jika jiw aini tak terjaga. Aku pun mampu menepis segala ketakutan tentang banyak hal, termasuk anggapan banyak orang tentang kenormalan jiwaku. Mungkin tidak berlebihan jika Itna, sahabat cewekku sejak kecil pernah mengungkapkan ketakutannya dan mengusulkan agar aku ke psikiater. Itu terjadi karena aku memang belum pernah bisa jatuh cinta. Bahkan hingga di detik ketika ku menulis ini, aku pun belum memiliki rasa yang lebih pada lawan jenis seperti yang biasa dialami cewek lainnya. Tapi aku tidak khawatir, Tuhan, karena aku tidak berbeda. Aku tidak memiliki perasaan apa pun kepada sesama jenis. Mungkin ini pengaruh waktu dan kesempatan saja. Mungkin juga karena janjiku pada-MU. Engkau pasti masih selelu membukukannya dengan rapi, ketika dulu aku pernah meminta dan berjanji pada-Mu untuk tidak mempertemukan aku dengan jodohku sebelum mimpi itu mampu kuraih, aku juga meminta agar Engaku menjaga hatiku agar aku tidak jatuh cinta sebelum waktu itu tiba.
Tuhan, saat ini aku hanya ingin bercerita. Aku telah bertemu dengan beragam adam yang kau cipta. Pun begitu, hati ini masih tetap terjaga. Hanya ada seseorang yang saat ini begitu aku sayangi, Tuhan. Aku terkadang merindukannya, ingin mengacak lembut rambutnya, ingin bersamanya menunggu senja tiba. Bahagia rasanya bisa menikmati senyumnya. Dia adalah RCA.

Senin, 18 April 2011

Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen kurikulum yang memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan. PBK dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian secara resmi maupun tidak resmi dengan berkesinambungan.
            PBK merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar peserta didik dan pelaporan. PBK menggunakan arti penilaian sebagai “assessment” yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar peserta didik pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Data atau informasi dari penilaian ini merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan. Dengan demikian, maka PBK merupakan penilaian yang dilaksanakan terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) melalui pengumpulan kerja peserta didik (portfolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tertulis (paper and pen).
            PBK yang dilakukan guru secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran berguna untuk (a) umpan balik bagi peserta didik dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya; (b) memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta didik sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya; (c) memberikan masukan bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di kelas; (d) memungkinkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda; (e) memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang efektivitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di bidang pendidikan.
Keterkaitan dan keterpaduan antara penilaian dan proses belajar mengajar dapat digambarkan pada siklus di bawah ini.

                Rencana Mengajar

                                      Analisis &                                           Proyek
                                    Umpan Balik                                   Belajar Mengajar









                 Penilaian
                   Berbasis Kelas

Siklus Proses Belajar Mengajar dan Penilaian
 

            Gambar di atas menunjukkan bahwa langkah yang guru lakukan dalam  rangkaian aktivitas pengajaran meliputi rencana mengajar, proses belajar mengajar, penilaian, analisis dan umpan balik. Dalam siklus pembelajaran, hal pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah menyusun rencana mengajar. Dalam menyusun rencana mengajar ini hal-hal yang harus dipertimbangkan meliputi rincian komponen yang harus dicapai peserta didik, cakupan dan kedalaman materi, indikator pencapaian kompetensi, pengalaman belajar yang harus dialami peserta didik, persyaratan sarana belajar yang diperlukan, dan metode serta prosedur untuk menilaian ketercapaian kompetensi.
            Setelah rencana pengajaran tersusun dengan baik, guru melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana tersebut. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam proses belajar mengajar ini adalah adanya interaksi yang efektif antara guru, peserta didik dan sumber belajar lainnya sehingga menjamin terjadinya pengalaman belajar yang mengarah ke pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Untuk mengetahui dengan pasti ketercapaian kompetensi dimaksud, guru melakukan penilaian secara terarah dan terprogram. Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur efektivitas proses belajar mengajar. Untuk itu, penilaian yang efektif harus diikuti oleh kegiatan analisis terhadap hasil penilaian dan merumuskan umpan balik yang perlu dilakukan dalam perencanaan proses belajar mengajar berikutnya. Dengan demikian, rencana mengajar yang disiapkan guru untuk siklus proses belajar mengajar berikutnya harus didasarkan pada hasil dan umpan balik penilaian sebelumnya. Jika dilakukan, maka kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sepanjang semester dan tahun pelajaran merupakan rangkaian dari siklus proses belajar mengajar yang saling berkesinambungan.
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang ditakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan "mengukur apa yang hendak diukur" dari peserta didik. Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian dilakukan oleh guru dan peserta didik. Hal ini perlu dilakukan bersama karena hanya guru yang bersangkutan yang paling tahu tingkat pencapaian belajar peserta didik yang diajarnya. Selain itu peserta didik yang telah diberitahu oleh guru tersebut bentuk/cara penilaiannya akan berusaha meningkatkan prestasinya sesuai dengan kemampuannya.
                Prinsip penilaian berbasis kelas lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari KBM, menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non tes), mencerminkan kompetensi peserta didik secara komprehensif, berorientasi pada kompetensi, valid, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik.           
                Diterapkannya standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan pada dasarnya membawa implikasi pada orientasi dan strategi penilaian di kelas oleh guru. Dengan demikian, penilaian kelas harus bersifat otentik, yakni penilaian yang menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan tujuan dan proses serta pengalaman belajar peserta didik. Penilaian kelas harus menjadi bagian integral dari keseluruhan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, agar tujuan dan fungsi penilaian lebih berdaya guna bagi perbaikan belajar peserta didik, maka berbagai metode dan teknik harus digunakan guru dalam melakukan penilaian kelas.

Ranah penilaian


Kongnitif
Daerah yang melibatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan intelektual. Hal ini meliputi pengenalan atau daya ingat dari fakta- fakta yang sepesifik.menuntut seeorang untuk dapat mengenali atau mengetahuiadanya konsep,fakta,atau istilah-istilahdan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakanya.
Enam kategori utama dalam pembelajaran kognitif sebagai berikut :
  1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan aspek yang paling dasar.dalam kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali dan mengetahui adanya konsep ,fakta atau istilah-istilah dan lain sebagainya  tanpa harus mengerti atau dapat menggunakanya. Kemampuan yang paling besar adalah mengetahui arti tiap kata. Anak selalu bertanya kepada orang tuanya arti kata-kata yang ditemui dalam buku atau dalam percakapan dengan teman-temanya.setelah memahami prinsip-prinsip atau konsep-konsep bahasa, anak menanjak pada pengetahuan akan  fakya-fakta lepas. Fakta yang diketahui tetap berdiri – sendiri tanpa dihubungkan dengan fakta lepas.fakta yang diketahuinya tetap berdiri sendiri tanpa dihubungkan  dengan fakta atau gejala lainya.fakta-fakta itu harus dipelajari, cara mempelajarinya antara lain denangan jalan mempertimbangkan mengkritik atua mengorganisasikan fakta-fakta lepas tersebut. Pengetahuan akan bagan-bagan dan pola-pola utama yang dipakai untuk mengorganisasikan fenomena-fenomena antara lain prinsip-prinsip dan generalisasi, dan teori
Kata kerja :
Menunjukkan, Menyebutkan, Mengenal, Mengingat kembali, Menyebutkan definisi, Memilih, Menyatakan, Menggambarkan, Menguraikan, Mengidentifikasi, Mengetahui, Mengenali.

2.      Pemahaman
Memahami  maksud dari penafsiran instruksi dan masalah. Kemampuan ini umumnya mendapat  penekanan dalam proses  belajar mengajar .Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta dan konsep.siswa dituntut untuk memehami atau mengerti apa yang diajarkan ,mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapt memenfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkanya dengan hal-hal lain. Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga.
1.      Menterjemahkan:
mengalihkan konsepsi abtrak menjadi suatu model, berupa model simbolik yang bisa dirumuskan kedalam gambar atau grafik, untuk mempermudah orang mempelajarinya. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukur kemampuan menerjemahakan adalah: menerjemahkan, mengubah, mengilustrasikan dll.
2.      Menginterpretasikan:
Menginterpretasikan adalah kemampuan untuk mengenal,dan memeahami ide utama suatu komunikasi.misal memberikan sutu grafik,diagram ,atau gambar-gambar lain dalam suatu pelajaran.
3.      Mengektrapolasi:
Menuntut kemampuan intelektual lebih tinggi. kata kerja yang dapat dipakai kemampuan ini adalah memperhitungkan, memprakirakan, menduga, menyimpulkan, meramalkan , membedakan, menentukan, mengisi dan menarik kesimpulan.
3.      Penerapan atau Aplikasi
Kemampuan ini,dituntut kesanggupan ide-ide umum,tatacara, ataupun metode, prinsip-prinsip,serta teori-teori dalam situasi baru dan kongkret.situasi dimana ide, metode dll yang dipakai  itu harus  baru, karena apabila tidak demikian, maka kemampuan yang  diukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata. Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk memilih sesuatu yang abstrak ( konsep ) secara tepat diterapkan dalam situasi baru dan menerapkannya secara benar. Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan  pendekatan pemecahan masalah.melalui pendekatan ini siswa dihadapkan dengan suatu masalah, entah riil atau  hipoteris, yang perlu dipecahkan dengan menggunakan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.
Kata kerja operasional yang dipakai adalah :
Menggunakan, Meramalkan, Menghubungkan, Menggeneralisasi,     Memilih, Mengembangkan, Mengorganisasi, Mengubah, Menyusun kembali, Mengklasifikasikan, Menghitung, Menerapkan, Menentukan, dan Memecahkan masalah.
4.      Analisis
Dalam jenjang kemampuan iniseseorang dituntutv untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentukannya. Dengan jalan ini situasi atau keadaan tersebut menjadi lebih jelas.kemampuan ini diklasifikasi atas tiga kelompok,yaitu:
Analisis unsur
Dlm nalisis unsur dibutuhkan kemampuan merumuskan asumsi-asumsi dan mengidentifikasi unsur-unsur penting dan dapat  membedakan antara  fakta dan nilai.
kata kerja yang digunakan adalah:
membedakan, menemukan, mengenal, membuktikan, mengklasifikasikan, mengakui, mengkategorikan, menarik kesimpulan, menyebarkan, merinci,dan menguraikan.
Analisis hubungan
Analisis jenis ini menuntut kemampuan mengenal unsur-unsur dan pola hubunganya.kata kerja yang digunakan adalah menganalisis,membandingkan,membedakan,dan menarik kesimpulan.
Analisis prinsip- prinsip yang terorganisasi
Jenis analisis ini menuntut kemampuan menganalisis pokok-pokok yang melandasi  tatanan suatu organisasi,misalnyamenentukan falsafah pengarang dari isi buku yang ditulisnya. Kata kerja yang digunakan adalah: menganalisis, membedakan, menemukan,dan menarik kesimpulan.

5.      Sintesis
Pada jenjang ini seseorang dituntut  untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat menghasilkan sesutu yang baru  dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada.hasil yang diperoleh dari penggabungan  ini dapat berupa:
Tulisan
Dari hal-hal yang sifatnya sporadis, tidak sistemstis ataupun sistematis, kita coba membuat kesimpulan melalui suatu analisis. Dapat pula dibuat sintesis dari tulisan menjadi  tulisan yang lain, atau dari lisan menjadi lisan lain pula. Kata kerja yang digunakan adalah: menulis, membicarakan, menghubungkan, menghasilkan, menghubungkan, mengahasilkan, mengangkat, meneruskan, memodifikasi, dan membuktikan kebenaran.
Rencana atau mekanisme
Dengan sintesis dapat pula dibuat suatu rencana atau mekanisme kerja. Semskin baik sintesis itu  dibuat, akan semakin baik  pula rencana atau mekanisme kerja itu. Kata kerja yang          digunakan      adalah mengusulkan mengemukakan,merencanakan,menghasilkan,mendesain,memodifikasi, dan menentukan.
6.      Evaluasi
Seseorang dituntut untuk dapat  mengevaluasi situasi, keadaan,pernyataan, atau konsep berdasarkan syuatu kriteria tertentu. Yang penting dalam evaluasi ialah menciptakan kriteria tertentu dan menciptakan kondisinya sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria,standart,atau ukurab untuk mengevaluasi sesuatu.mengevaluasi sesuatu  berarti memberikan evaluasi terhadap sesuatu.agar pengevaluasian itu tidak subjektif,diperlukan standart, ukuran, atau kriteria.
Kata kerja oprasional yang digunakan adalah: menafsirkan, menduga,mempetimbangkan, mengevaluasi,menentukan,membandingkan, membakukan, membenarkan ,mengkritik,dll.

AFEKTIF
Daerah ini meliputi cara bagaimana kita berhadapan dengan berbagai hal secara emosional, seperti perasaan, nilai-nilai, penghargaan, motivasi dan sikap.
Ada lima kategori utama, yaitu :
1. Menerima atau mempertahankan
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus ( kegiatan dalam kelas, musik, baca buku, dll ). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak siswa.
Kata kerja :
Menanyakan, Memilih, , Mengikuti, Memberikan, Mengidentifikasikan, , Mencandrakan, Menyeleksi, dan Menjawab.
2. Menjawab
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab ( misalnya secara sukarela membaca tanpa ditugaskan ) atau kepuasan dalam menjawab ( misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan ).
Kata kerja :
Menjawab, Melakukan, Mendiskusikan, Membaca, Memberikan, Melaksanakan, Menghafal, Menceritakan, berbuat, Membantu, Mengemukakan, melaporkan, Menulis dll.
3. Menilai dan Menghargai
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan nilai ( ingin memperbaiki keteampilan kelompok ) sampai ketingkat komitmen yang lebih tinggi ( menerima tanggungjawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif ).
Kata kerja :
Membedakan, Membentuk, Menggabung, Mengusulkan, Mempelajari, Menerangkan, Memilih , Menyeleksi, Menggambarkan, Bekerja, Membaca dll
4. Organisasi
Tingkat ini berhubungan dengan meyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan, memecahkan konflik diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal. Jadi memberikan penekanan pada membandingkan, menghubungkan dan mensintesiskan. Hasil belajar bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai ( mengakui tanggungjawab tiap individu untuk memperbaiki hubungan-hubungan manusia ) atau dengan organisasi suatu sistem nilai ( merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial ). 
Kata kerja :
Mengorganisasi, Menyiapkan, Mengubah, Membandingkan, Mengatur, Mengintergrasikan, Memodifikasi, Menjelaskan, Menghubungkan, Menyusun, Memadukan, Menyelesaikan, Mempertahankan, Menjelaskan, Menyatukan, Mengeneralisasikan dll.
5. karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “ pola hidup “ . jadi, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletekkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.
Kata kerja :
Mengunakan, Mempengaruhi, Memodifikasi, Mengusulkan, Menerapkan, Memecahkan, Merevisi, Bertindak, Mendengarkan, Mengusulkan, Menyuruh, Membenarkan dll.
Psikomotor
Daerah ini meliputi pergerakan fisik, koordinasi, dan penggunaan motor skill. Pengembangan keterampilan ini memerlukan praktek dan diukur dengan kecepatan, ketepatan, prosedur atau tehnik dalam pelaksanaannya. Ada tujuh kategori utama sebagai berikut :
1. Presepsi
kemampuan untuk isyarat yang berhubungan dengan perasaan untuk memandu aktivitas motor.
Kata kerja :
Memilih, Menguraikan, Mendeteksi, memisahkan, Mengidentifikasi, dan menghubungkan.
2. Set ( Pengelompokan )
Kesiapan untuk bertindak, hal ini meliputi mental, fisik, dan menetapkan emosional.
Kata kerja :
Memulai, Berproses, Bereaksi, Menunjukkan dan Bersukarelawan.
3. Guided Response ( Tanggapan yang dikendalikan )
Tahap awal dalam belajar suatu keterampilan kompleks pembelajaran meliputi tiruan, mencoba-coba, dan kesalahan.
Kata kerja :
Salinan, Jejak, Mengikuti, Bereaksi, Reproduksi, Menjawab.
4. Mekanisme
Merupakan tahap intermediet dalam suatu keterampilan kompleks pembelajaran.
Kata kerja :
Memasang, Membangun, Memperbaiki, Mengukur, Membuka, Menggerakkan,  Mengorganisir, Menentukan, Memanaskan.
5. Complex Over Response ( Tanggapan kompleks )
Kecakapan dalam bertindak yang meliputi susunan pergerakan yang kompleks. Kecakapan ini ditandai secara cepat, akurat, dan di koordinir. Keterampilan penuh menunjukkan perbuatan yang meliputi gerak-gerik  tingkah laku.
Kata kerja :
Memasang, Membangun, Menggerakkan, Memperbaiki, Menentukan, Mengorganisir Mengukur dll.
6. Adaptasi
Keterampilan akan berkembang baik dan individu dapat memodifikasi dengan baik untuk kebutuhan khusus.
Kata kerja :
Menyesuaikan, Mengubah, Menyusun kembali, Meninjau kembali dan Bervariasi.
7. Organisasi
Menciptakan kreasi untuk situasi tertentu atau masalah spesifik.
Kata kerja  :
Menyusun, Membangun, Mengkombinasikan, Menciptakan, Mendesain dan Memulai.

      

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1997. Evaluasi Pendidikan. Solo : Rineka Cipta.
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Salatiga : Bumi Aksara.