Senin, 15 Agustus 2011

Sistem Indera

BAB 1. PEMBAHASAN


1.1 Gambaran Umum Sistem Indera pada Hewan
Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera. Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba. Alat indra merupakan suatu alat tubuh yang mampu menerima rangsang tertentu. Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan sehingga fungsi utama indra adalah mengenal lingkungan luar atau berbagai rangsang dari lingkungan di luar tubuh.
 Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera. Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.
Organ Indra merupakan struktur reseptor yang secara khusus berkembang selama kehidupan dan evolusi hewan. Pada hewan vertebrata, organ indra paling berkembang dibandingkan dengan hewan lainnya. Dalam kerjanya organ Indra tidak dapat dipisahkan dari fungsi dan kerja sistem syaraf dan sistem endokrin yang keduanya membantu untuk memadukan dan mengkoordinasikan informasi yang diterima dari lingkungan dan untuk menimbulkan respon.
Beberapa jenis organ indra pada hewan vertebrata adalah : organ indra interna (stato reseptor, indra sentuh/raba, thermoreseptor, algerireseptor, kemoreseptor), organ indra pembau (olfaktori), pengecap rasa, sistem gurat sisi, telinga dan mata. Organ indra secara umum tersusun atas suatu sel syaraf sensoris khusus beserta sel-sel penyokong dan pada organ indra yang lebih kompleks seperti telinga dan mata tersusun atas komponen-komponen yang lebih rumit lagi. Pada prinsipnya satu jenis organ indra hanya mampu merespon satu jenis perubahan yang terjadi pada lingkungan.
Ikan dan beberapa amfibi memiliki kemampuan indra yang unik yang disebut lateral-line sistem.  Pada dasarnya, hal ini memungkinkan mereka untuk "menyentuh" benda-benda di sekitarnya tanpa kontak fisik langsung atau untuk "melihat" dalam gelap.
 Dengan panca indra kita hanya mengambil sedikit informasi dari sekeliling kita. Cahaya inframerah, gelombang elektromagnetik, dan USG hanyalah beberapa contoh dari pengaruh eksternal yang menunjukkan bahwa kita manusia, dapat 'menangkap' informasi dengan bantuan teknologi alat pengukur - sedangkan beberapa hewan lain untuk tujuan tersebut menggunakan indra khusus, yaitu peralatan biologis mereka sendiri. Salah satu sistem seperti itu ditemukan pada ikan dan beberapa amfibi.
Dalam air keruh yang sulit ditembus cahaya, tombak dan pickerel ikan dapat merasakan mangsa sebelum ada kontak. Contohnya, gua Meksiko yang gelap gulita, namun ikan dapat melihat struktur di sekitarnya dan dapat dengan mudah menghindari rintangan. Ikan Lele yang berburu, mengikuti jejak tak terlihat yang mengarah langsung ke mangsanya. Organ yang berperan disini adalah lateral-line sistem, yang mencatat perubahan arus  bahkan gangguan kecil sekalipun, juga memberikan 'cadangan'  indra penglihatan terutama di tempat gelap atau Muddy Waters.
Sistem penginderaan jarak jauh ini, bertumpu pada pengukuran distribusi tekanan dan medan kecepatan air di sekitarnya. Lateral-line organ yang bertanggung jawab untuk hal ini berada di sepanjang sisi kiri dan kanan ikan juga di sekitar mata dan mulutnya. Mereka terdiri dari gelatin yang fleksibel. Ini yang disebut neuromasts - yang peka terhadap gerakan air. Mereka mirip dengan sel rambut  yang ada pada sensor tekanan akustik di telinga manusia. Saraf mengirimkan sinyal-sinyal dari sel-sel rambut untuk diproses di otak, yang kemudian dialokasikan untuk mengidentifikasi sumber perubahan yang terdeteksi dalam air
Sebuah ikan berenang menghasilkan getaran atau gelombang yang secara langsung disampaikan kepada lateral line organnya.Kemudian kawanan ikan tersebut dapat mengenali penyerang terdekatnya dan menyesuaikan dengan gerakan berenang mereka sehingga mereka dapat menyerupai  satu hewan besar.
 Ikan dapat diandalkan untuk memperbaiki posisi ikan lainnya dalam hal jarak sesuai dengan panjang tubuh mereka sendiri. Setiap ikan menyampaikan informasi tentang diri mereka ke arus lingkungan . Jadi jika, misalnya, ikan mangsa mengungkapkan ukuran dan bentuknya yang memungkinkan bagi predator dalam radius sepanjang tubuhnya, yang terakhir mereka dapat memutuskan apakah pengejaran sepadan dengan usaha.
Organ Perasa       
·         Organ perasa terletak di dalam dinding tubuh, dan kebanyakan ukurannya mikroskopis. 
·         Serangga mempunyai organ-organ perasa yang peka terhadap stimuli kimiawi, mekanis, pendengaran dan penglihatan, dan juga stimuli seperti kelembaban relatif dan suhu.
Resepsi Kimiawi
·         Kemoreseptor yang berhubungan dengan indra perasa dan indra pembau adalah bagian-bagian yang penting dalam sistem sensorik yang menyangkut tingkah laku serangga. 
·         Makan, kawin, pemilihan habitat dan hubungan parasit dengan inangnya seringkali diarahkan oleh perasa-perasa kimiawi serangga.
·         Zat-zat dapat menembus sampai sel-sek sensorik dan merangsang mereka secara langsung.
·         Banyak serangga dapat mendeteksi bau-bau khusus pada konsentrasi yang sangat rendah sampai beberapa mil dari sumber mereka.
·         Organ indra kimiawi tanggap terhadap kontak dengan bahan-bahan kimiawi, yang digunakan sebagai isyarat kimiawi dalam lingkungan bagi serangga dari banyak aspek, misalnya untuk :
-  mendapatkan makanan,
-  mediasi fungsi kasta di dalam kolom serangga  sosial,
-  menemukan pasangan,
-  identifikasi rangsangan berbahaya yang membahayakan hidup,
-  pemilihan tempat peletakan telur,
-  pemilihan habitat.
·         Secara umum pengindraan kimiawi dapat di bagi dalam tiga hal :
1. pengindraan kimiawi  jarak jauh, disebut  alpaksi  (alpaction),
2. pengindraan dengan kontak, disebut gustasi (gustation),
3. pengindraan umum.
·         Pada alfaksi, organ indra tanggap terhadap molekul atau bahan kimia  dalam bentuk gas pada konsentrasi yang relatip  rendah, organ itu sangat peka dan mempunyai kespesifikan yang tinggi terhadap bahan kimia tertentu.
·         Gustasi terjadi karena kontak langsung dengan melekul atau lainnya dalam bentuk larutan, biasanya dengan kontraksi yang relatip tinggi di bandingkan dengan alpaksi umumnya, indra ini kurang peka dari pada indra alpaksi dan biasanya berhubungan dengan kegiatan makanan.
·         Pengindraan kimiawi umum melibatkan organ-organ indra yang kurang peka, kecuali terhadap konsentrasi yang tinggi  bahan kimia yang merangsang.
·         Organ-organ pengindraan kimiawi umum kurang dapat memisahkan jenis bahan perangsang di banding organ indra alpaksi dan gustasi.
·         Organ indra kimiawi berdasarkan struktur ultranya yaitu
1. berlubang tunggal (uniporous), dengan satu lubang dan
2. berlubang ganda (multiporous), berlubang lebih dari satu.
Resepsi Mekanik
·         Organ-organ perasa serangga peka terhadap reaksi stimuli mekanik seperti sentuhan, tekanan, atau getaran dan memberikan informasi kepada serangga tentang arah, gerakan-gerakan umum, makan, terbang, menjauhi musuh, reproduksi dan aktivitas-aktivitas lainnya.
·         Organ-organ perasa ini ada tiga kelompok yaitu,
1. sensila rambut,
2. sensila kampaniform,
3. organ-organ skolopoforus.

Resepsi suara (pendengaran)
·         Kemampuan untuk mendeteksi suara terbentuk pada banyak serangga, dan suara memainkan banyak peranan dalam tipe kelakuan.
·         Serangga mendeteksi suara- suara yang ada di udara dengan dua tipe organ sensorik, yaitu :
1. sensila rambut, dan 
2. organ-organ timpanum.
 Getaran-getaran didalam subtrat dideteksi oleh organ-organ subgenu.
·         Kisaran frekuensi dimana organ-organ ini peka bervariasi pada serangga-serangga yang berbeda. 
·         Seta sensorik hanya dapat mendeteksi  suara diudara pada frekunsi yang relatif rendah.
·         Organ timpanum peka terhadap getaran dengan frekuensi ultrasonik.
Resepsi Cahaya (Photoreception)
·         Resepsi cahaya diberi batasan bahwa organisme (serangga) mampu menanggapi cahaya di daerah opeletrum elektromagnetik yang terlihat dan ultraviolet dekat (near ultraviolet).
·         Untuk menanggapi cahaya, maka perlu ada pigmen yang mampu mengabsorspsi cahaya dengan gelombang tertentu dan alat yang membangkitkan mupulus darap sebagai  hasil dan absorpsi cahaya itu.
·         Berbagai informasi lingkungan sampai pada serangga dalam bentuk rangsangan cahaya, misalnya bentuk benda, gerakan, jarak, warna, kecerahan (brightness).
·         Organ penglihatan utama serangga biasanya ada dua tipe yaitu, mata tunggal dan mata majemuk. 
·         Reseptor-reseptor cahaya yang paling kompleks pada serangga adalah mata majemuk yang memiliki banyak omatidia.
·         Omatidia berfungsi untuk mengatur frekuensi cahaya yang masuk ke mata.
·         Serangga memiliki kemampuan menyatukan cahaya yang tidak sama gelombangnya sehingga dapat memandang bentuk, walaupun serangga sedang dalam penerbangan yang cepat dan karena itu serangga sangat peka terhadap gerakan.
·         Serangga menggunakan tanda atau isyarat penglihatan dalam menentukan tempat dan mengenal induknya.
Organ Perasa Suhu (Thermoreception)
·         Organ-organ perasa lainnya yang berkembang baik adalah perasa suhu.
·         Organ-organ perasa tersebar di seluruh tubuh tetapi umumnya terdapat di antena dan tungkai.
·         Berdasarkan perilakunya, telah dipastikan bahwa serangga peka terhadap perubahan suhu.
·         Pada beberapa serangga seluruh tubuhnya peka terhadap panas, sedang pada serangga lainnya hanya lokasi tertentu di tubuh yang peka.
·         Organ penginderaan panas serangga banyak terdapat di antena, palpus maksila dan tarsi.
·         Organ indra berdinding tebal yang terdapat di ruas-ruas antena diperkirakan terlihat dalam pendeteksian suhu itu pada serangga-serangga penghisap darah seperti nyamuk, kutu busuk, dan kutu.
·         Pendeteksian panas (warmth) penting juga dalam penemuan inang.
Organ Perasa Kelembaban  (Hygroreception)
·         Beberapa serangga juga memiliki perasa kelembaban yang berkembang baik.  
·         Collembola, seperti serangga kecil lainnya yang hidup di dalam tanah sangat peka tehadap lengas, baik di udara maupun di substratnya.
·         Indra yang peka terhadap lengas telah di ketahui hanya pada beberapa serangga, dan itu di temukan pada antena dari palpus maksila.
·         Pada kutu badan pediculus humanus, "alat rumbai'' yang terdiri dari beberapa rambut pendek pada antena di ketahui sebagai indra untuk kelembaban.
·         Pada nyamuk aedes aegypti, indra tipe basikomik (Basicomic densilla) tanggap di bagian antena dan palpus maksilla terhadap uap api.
Produksi Suara, Cahaya, dan Pergerakan
Produksi cahaya
·         Produksi cahaya oleh organisme disebut bioluminesens (bioluminescence).
·         Fenomena itu telah diketahui pada tumbuhan, organisme renik dan binatang. 
·         Serangga yang memproduksi cahaya dengan mekanisme khusus, terdapat dalam kelompok Collembola, Homoptera, Coleoptera dan Diptera. 
·         Bioluminesens pada serangga-serangga lain disebabkan oleh adanya bakteri bioluminesens.
·         Pada Collembola, misalnya Acharutes muscorum, bila terangsang bioluminesens terjadi di seluruh tubuhnya. 
·         Pada Fulgora lanternaria, luminesens pada kepala hanya terjadi apabila jantan dan betina berada bersama, sehingga jelas ada hubungannya dengan perilaku kawin.
·         Beberapa famili yang memproduksi cahaya adalah Lampyridae (kunang-kunang), Elateridae, Drilidae dan Phengodidae; yang terbanyak dipelajari adalah Lampyridae. 
·         Pada serangga ini organ yang memproduksi cahaya terdapat di abdomen dan mungkin terdapat pada jantan maupun betina, atau hanya pada betina, dan pada larva. 
·         Tidak semua spesies Lampyridae luminesens. Yang luminesis kedipan cahaya itu ada hubungannya dengan kegiatan perkawinan, yaitu menarik pasangannya (lain seks). Pola kedipan cahaya itu pun spesifik spesies.
·         Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi cahaya itu melibatkan reaksi zat luciferin dan enzim luciferase dibantu oleh zat ATP atau adenosin-trifosfat. 
Produksi Suara
·         Produksi suara umumnya berkorelasi dengan organ pendengaran yang berkembang biak dan kerapkali berperan penting dalam berbagai pola perilaku.  Jadi suara adalah sarana untuk berkomunikasi.
Produksi suara dapat diklasifikasikan menurut mekanismenya, yaitu:  
1. suara adalah produksi sampingan dari kegiatan tertentu serangga,
2. suara adalah hasil dari pengenaan (impact) bagian tubuh pada substrat,
3. suara adalah hasil dari mekanisme khusus.
·         Pada kategori pertama tidak ada struktur khusus yang teradaptasi untuk produksi suara itu. Suara macam ini misalnya adalah hasil sampingan dari terbang, dari kepakan sayap-sayap, mungkin juga oleh vibrasi sklerit-sklerit toraks, atau sentuhan karas (striking) antar sayap. Dalam kategori ini termasuk juga suara-suara yang terjadi sewaktu melakukan gerakan-gerakan kopulasi, makan, membersihkan tubuh dan lain sebagainya.
·         Serangga-serangga tertentu diketahui memproduksi suara dengan cara mengetuk-ngetukan bagian tubuhnya pada substrat. 
·         Kumbang Anobium dan Xestobium (Anobiidae) mengetuk-ngetuk dinding liang gereknya (di dalam kayu) dengan kepalanya dan memproduksi suara yang khas.
·         Mekanisme khusus untuk produksi suara adalah mekanisme gesek (frictional mechanism), mekanisme getarani atau vibrasi (vibrating mechanisme) dan mekanisme yang melibatkan gerakan udara.
·         Meskipun secara struktural mekanisme itu beragam, tetapi suara dengan mekanisme gesekan disebut stridulasi
·         Mekanisme gesek berada di area sayap, tungkai dan sayap, dan lain sebagainya, dapat saling bergesek.
·         Satu permukaan mempunyai kikie (file) terdiri dari sebaris ridge yang teratur, dan permukaan lain mempunyai penggaruk (scraperi) yang terdiri dari banyak tonjolan halus berkepala (knoblike projection).
·         Apabila kikir kedua penggaruk saling digesekkan maka menimbulkan suara.
·         Kualitas suara tergantung dari laju gesekan, tatanan dari kikir dan penggaruk, dan sifat resonansi dari kutikula sekelilingnya.
·         Produksi suara orong-orong atau anjing tanah (Gryllotalpa spp., Gryllotalpidae, Orthoptera) menarik bagi pendengarannya karena intensitasnya. 
·         Serangga ini membuat liang di dalam tanah yang diduga berfungsi sebagai kamar resonansi suara.
·         Pada mekanisme getaran ada membran getar atau timbal (tymbal). 
·         Mekanisme ini terdapat pada ordo Hemiptera dan Lepidoptera. 
·         Yang telah diketahui paling banyak mengenai mekanisme itu adalah mekanisme yang terdapat pada tonggeret (Cicada, Cicadidae, Homoptera). Pada serangga ini ada sepasang timbal pada permukaan dorso-lateral abdomen. 
·         Pada Lepidoptera, pada spesies Arctiidae tertentu dan spesies lainnya, timbal terdapat di kedua sisi metatoraks.
·         Mekanisme timbal juga terdapat pada beberapa spesies kepik famili Pentatomidae.
·         Ngengat Sphingidae (Lepidoptera), Acherontia atropos, spesies asli Eropa ini memproduksi suara dengan cara menghirup dan menghembuskan udara melalui probosisnya yang dilakukan oleh otot-otot faring.
Gerakan
·         Kemampuan mengubah posisi di dalam lingkungan sangat penting untuk bertahan hidup, khususnya pada serangga yang tidak menetap di tempat (non-sessile). 
·         Jadi fungsi gerakan adalah untuk menghindari bahaya, mencari makan, menemukan pasangan, memencar, dan menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan.
·         Serangga adalah satu-satunya invertebrata yang mampu terbang.
1. Gerakan di permukaan tanah
Berjalan dan berlari
Berjalan dan berlari dilaksanakan oleh keenam tungkai toraks.  Jika tugkai-tungkai itu tidak dimodifikasi untuk fungsi lain, mereka melayani dua tugas yaitu mengangkat dan mendukung tubuh di atas permukaan tanah dan memberikan kekuatan yang diperlukan untuk menggerakan serangga.
Ada serangga yang meskipun mempunyai tungkai lengkap tetapi tidak bergerak, dan hanya bergerak kalau perlu atau ada gangguan, misalnya pada berbagai spesies kutu tanaman yang tergolong dalam ordo Homoptera (misalnya jenis-jenis Pseudocccidae). 
Serangga lain ada juga yang tungkainya tereduksi dan tidak bergerak sama sekali, misalnya kutu perisai (Diaspididae, Homoptera). 
Serangga yang dalam hidupnya menetap pada tempatnya disebut sedentary atau sessile.
Pengamatan dengan mata gaya berjalan serangga sangat sulit karena gerakannya yang cepat dan hal ini dapat di atasi dengan menggunakan teknologi sinematografi.
Deskripsi klasik gerakan maju serangga adalah sistem peyangga tripod bergantian, yaitu tungkai pertama dan ketiga pada satu sisi dan tungkai tengah pada sisi lain bergerak ke depan, sedang tiga tungkai lainnya tetap di tempatnya (stasioner) dan memberikan penyangga tripod. 
Pada tahap berikutnya ketiga tungkai yang stasioner bergerak ke depan dan tiga tungkai yang dulunya bergerak menjadi stasioner. Demikian seterusnya rangkaian tiga tungkai itu bergerak maju bergantian. 
Jika L1, L2, L3 adalah tungkai toraks kiri dan R1, R2, R3 tungkai toraks kanan, maka rumus gerakan tungkai waktu berjalan adalah sebagai berikut: L1, L3, R2 bergerak, L2, R1, R3 stasioner, diikuti L1, L3, R2 stasioner, L2, R1, R3 bergerak, dan seterusnya. 
Tidak semua serangga berjalan dengan ke-enam tungkainya; belalang sembah (Mantidae, Mantodea) misalnya, apabila berjalan lambat hanya menggunakan tungkai tengah dan belakang. 
Koordinasi gerakan tungkai ada di ganglion toraks, karena dekapitasi yaitu pembuangan otak dan ganglion subesofaga tidak mengganggu kemampuan serangga berjalan.
Untuk bergerak, antara tungkai serangga dan substrat harus ada sejumlah pergeseran (friction) untuk mendapatkan tenaga pendorongan. Meskipun kuku-kuku tarsus cukup untuk maksud itu pada permukaan yang kasar atau kotor, ada situasi yang kuku-kuku itu tidak mampu, misalnya permukaan kaca yang posisinya condong atau kaca jendela. Namun banyak serangga yang dengan mudahnya misalnya lalat rumah. 
Kemampuan itu karena adanya berbagai struktur likat, yaitu pulvilus dan bantalan tarsus (tarsal pads) atau bantalan pada ujung tibia. Struktur itu biasanya diliputi oleh rambut-rambut halus yang ujungnya melebar. Ujung-ujung rambut itu terlumuri sekresi dan kelenjar-kelenjar yang berada di pangkal rambut. 
Kekuatan molekuler antara ujung rambut yang melebar, cairan kelenjar dan permukaan gelas menyebabkan terjadinya adhesi.
Karena rambut-rambut halus itu yang bertanggung jawab terhadap kemampuanmelengket, rambut itu disebut rambut tenent (tenent hairs) (tenere (latin) = memegang). 
2.Gerakan di permukaan dan di bawah air
3. Gerakan di udara
1.2 Sistem Indera pada Hewan
1.2.1 Sistem Indera pada Protozoa (Hewan bersel satu)
Pada umumnya tidak memiliki indra, tetapi peka terhadap rangsangan cahaya. Bila ada cahaya kuat, amoeba dan paramaecium akan menjauh. Euglena hanya memiliki alat penerima rangsang cahaya berupa bintik mata berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya, euglena segera bergerak ke arah cahaya tersebut.

            Euglena mempunyai daya iratabilitas, tidak mempunyai alat penerima rangsang kusus kecuali euglena, mempunyai kloroplas untuk fotosintesis, mepunyai stigma (bintik mata) yang peka terhadap rangsang.
1.2.2 Sistem Indera pada Porifera
            Tubuh porifera belum membentuk jaringan atau organ. Maka dari itu, pada Phylum porifera belum memiliki sistem indera. Karena struktur tubuhnya masih primitif.
1.2.3        Sitem Indera pada Coelenterata
Hewan berongga seperti ubur-ubur memiliki sel-sel pigmen dan sel sensori yang peka terhadap cahaya serta sejumlah tentakel sebagai alat peraba. Obelia Terdapat sel-sel sensorik yang tersebar dipermukaan tubuh terutama pada daerah tentakel pada obelia peka terhadap rangsang sentuhan dan medusanya terdapat indra penglihat yaitu berupa bintik mata.
ubur+ubur

1.2.4 Sitem Indera pada Platyhelminthes
Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. Bintik mata tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala). Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai). 
Pseudoceros dimidiatus.jpg
(Gambar Platyhelminthes)
1.2.5 Sistem Indera pada Nemathelminthes
            Alat indera yang utama pada Nemathelminthes adalah papilla, bristle atau amphid. Labial papillam dan cephalic papilla adalah penonjolan cuticula yang berisi benang syaraf (nerve fiber) dari syaraf papilla. Sensory bristle biasanya terdapat dimana – mana pada permukaan tubuh. Amphid ialah invaginasi dari kutikula yang buntu. Diduga fungsi amphid sebagai chemoreceptor. Beberapa jenis mempunyai mata yang terletak pada sisi pharynx termasuk bentuk pigment-cup dan lensa berasal dari kutikula.
1.2.6 Sitem Indera pada Annelida
            Salah satu kelas dari Annelida adalah Polychaeta. Alat indera pada Polychaeta ialah mata, nuchal organ dan statocyst. Hanya cacing jenis errant yang mempunyai mata (kecuali Sabellidae). Tetapi ada kalanya jenis errant juga tidak mempunyai mata. Letak mata pada permukaan prostomium dan berjumlah 2 – 4 pasang. Ada yang sederhana dan ada yang sudah berkembang dengan baik. Pada umunya ialah bentuk retinal cup. Fungsi mata hanya sebagai pengenal cahaya. Kebanyakan Polychaeta phototropic negatif. Selain lapisan sel syaraf yang sensitive terhadap cahaya(retina) terdapat sebuah lensa.)
            Nuchal organ terdiri atas sepasang ciliated sensory pit yang terletak di daerah kepala. Berfungsi sebagai chemoreseptor yang berguna untuk mengetahui adanya makanan. Apabila nuchal organ dirusak maka cacing tersebut tidak makan.
1.2.7 Sitem Indera pada Mollusca
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4e/Octopus_vulgaris12p.jpg/220px-Octopus_vulgaris12p.jpg
( Mata gurita sepesies Octopus vulgaris )
Gurita yang merupakan anggota dari moluska, termasuk dalam kelas Chepalopoda. Gurita memiliki penglihatan yang baik. Pupil gurita berbentuk seperti lubang celengan sehingga dikuatirkan menderita kelainan refraksi berupa astigmat, tapi ternyata tidak jadi masalah bagi gurita yang berburu dengan penerangan yang kurang. Mata gurita "bisa" membedakan polarisasi cahaya tapi sepertinya buta warna. Dua organ khusus yang disebut statocyst yang terhubung dengan otak berfungsi sebagai alat pendeteksi posisi horizontal. Orientasi mata gurita dijaga oleh gerak otonomik (refleks) sehingga bukaan pupil selalu horizontal.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/28/Octopus_in_sea_life_Helsinki.jpg/220px-Octopus_in_sea_life_Helsinki.jpg
Gurita memiliki indera perasa yang luar biasa tajam. Alat hisap pada lengan gurita dilengkap dengan kemoreseptor sehingga gurita bisa merasakan benda yang disentuh. Lengan-lengan gurita memiliki sensor tekanan untuk mendeteksi lengan mana saja yang sedang dijulurkan, tapi memiliki kemampuan proprioseptif (perasaan posisi dan pergerakan badan) yang sangat rendah. Sensor tekanan tidak cukup memberi informasi ke otak perihal posisi badan dan lengan gurita. Sebagai akibatnya, gurita tidak memiliki kemampuan mengenal benda secara tiga dimensi (stereognosis) dari benda yang disentuhnya. Gurita bisa merasakan variasi tekstur pada benda yang disentuh tapi tidak bisa memadukan informasi untuk menerka bentuk benda yang sedang disentuh.
Bekicot mempunyai 2 pasang antena. Pada sepasang antena yang panjang, diujungnya terdapat mata sebagai indra penglihat, sedangkan sepasang antena yang pendek berfungsi sebagai indra peraba.
1.2.8 Sitem Indera pada Arthropoda
            Insecta (serangga) merupakan salah satu anggota dari Arthropoda. Alat indera yang penting pada serangga antara lain adalah mata majemuk dan mata sederhana (compound & simple eyes), chemoreceptor sebagai alat pencium pada antenna dan alat perasa pada mulut, serta berbagai bulu – bulu tactile ; beberapa jenis dilengkapi alat penghasil dan peberima bunyi.
            Serangga memiliki 4 macam alat indera yang berfungsi secara baik yaitu indera penglihatan, indera pembau, indera peraba dan indera penangkap getaran suara. Indera penangkap suara disamakan dengan indera peraba dan pembau karena menggunakan alat yang sama. Indera penglihatan pada serangga ada dua yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Ada juga serangga yang mempunyai keduanya.  Mata tunggal (ocelli) merupakan unit tunggal dari mata majemuk.
                         
(Mata majemuk pada serangga)                      (Mata Ocelli pada seranggga)
            Mata majemuk terdiri dari ribuan mata kecil yang disebut ommatida. Tiap ommatida bediri sendiri tanpa mempredulikan ommatida yang lainnya.  Ada 2 macam mata majemuk yaitu :
1.      Mata majemuk aposisi adalah mata majemuk yang menyampaikan apapun yang dia lihat ke otak.
2.      Mata majemuk superposisi adalah mata majemuk yang menghasilkan satu bayangan penuh pada retina, seperti mata manusia.
Pada serangga, indera peraba dan pembau adalah sungut dan antena. Pada ujung antenna terdaapt alat penangkap getaran suara. Antena pada serangga terletak pada salah satu ruas kepala di atas mulut dan dapat digerak – gerakkan. Ruas pertama antena yang disebut skapus melekat pada kepala. Ruas keduanya diseebut pedisel dan ruas – ruas berikutnya secara keseluruhan disebut flagellum.
1.2.9 Sitem Indera pada Echinodermata
            Echinodermata hanya memiliki alat indra khusus berupa system indera taktil dan kemoreseptor.
1.2.10 Sistem Indera pada Pisces (ikan)
Indera yang berkembang dengan baik adalah indera pembau dan indera penglihatan, sedangkan indera pendengarannya kurang berkembang. Mata ikan dilindungi oleh selaput tembus cahaya dan tidak dilengkapi dengan kelopak. Akomodasi dilakukan dengan mengubah kedudukan lensa. Pada retina terdapat banyak sel batang yang peka terhadap cahaya.
Indera pembau ikan terletak di dekat mulut dan berisi ujung saraf yang sensitif terhadap zat kimia di air. telinga ikan hanya terdiri atas telinga bagian dalam yang berfungsi menangkap getaran suara melalui tulang kepala. Organ ini juga berfungsi sebagai alat keseimbangan. Ikan juga mempunyai indera khusus, yaitu gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air di sekitar ikan. Ikan mempunyai beberapa indera, yaitu : indera pendengar, indera penglihat, indera pembau dan gurat sisi.
A. Indera Penglihat
Indera penglihatan pada ikan berupa mata yang dilapisi lapisan tipis tembus cahaya. Kornea mata ikan berbentuk datar dan lensanya berbentuk bulat. Akomodasi lensa mata tidak dilakukan dengan memipihkan dan mencembungkan mata tetapi dengan mengubah lensa ke arah belakang.
B. Indera Pendengar
            Indera pendengar pada ikan hanya berupa telinga bagian dalam. Telinga ikan terletak di bagian dalam yang tertutup kulit luar kepalanya. Kedua telinga itu terletak pada kedua sisi bagian yang tertutup tadi. Namun walaupun telinga ikan terletak di dalam, telinga ikan dapat berfungsi secara baik.
C. Indera Pembau dan Gurat Sisi
            Indera pembau pada ikan digunakan untuk mencari makanan mereka. Sedangkan gurat sisi pada ikan berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air sehingga ikan dapat mengetahui kedudukannya di dalam air.


1.2.11 Sistem Indera pada Amphibi
Indera yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatan dan indera pendengaran. Indera penglihatan yang baik membantu untuk mencari dan menangkap makanan. Mata amphibi bulat dan dilindungi oleh kelopak mata.  Indera penglihatan pada katak terdapat kelopak mata atas dan kelopak mata bawah.  Pada kelopak bawah terdapat selaput niktitans (Selaput Tidur) yang tembus cahaya. Selaput ini berfungsi untuk melindungi bola mata dari kekeringan serta membantu membersihkan bola mata, serta berfungsi menjaga mata dari gesekan ketika di dalam air dan menjaga mata agar selalu lembab ketika ada di darat.
Telinga amphibi terdiri dai telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Telinga paling luar berupa selaput gendang telinga yang berfungsi menngkap getaran suara.

1.2.12 Sistem Indera pada Reptilia
Indera yang berkembang dengan baik adalah indera penciuman, sedangkan indera lainnya kurang berkembang dengan sempurna. Indera pembau ini terlatak pada langit - langit rongga mulut. Lidah berfungsi membawa zat kimia berupa gas ke reseptor yang terletak di langit - langit mulutnya. Ujung lidahnya ditempelkan ke indera pembau tersebut sehingga reptil dapat mencium bau mangsanya. Indera penglihatan pada ular berupa mata yang sangat tajam yang dapat mengetahui panas tubuh makhluk lainnnya.
Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunyai keistimewaan ada ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya.
1.2.13 Sistem Indera pada Aves (Burung)
Indera yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatan, sedangkan indera lainnya kurang berkembang dengan baik. susunan bola matanya hampir sama dengan bola mata pada manusia. Lensa burung dapat berakomodasi dengan mencembung atau mencekung. Selain itu, retina pada burung juga terdapat sel batang dan sel kerucut.
Burung tentu saja dapat mengenal bau tetapi tidak sama dengan hewan lainnya. Burung tidak menggunakan indera pembaunya untuk mengenali ibu atau makanan mereka. Karena indera penglihatannya sangat bagus. Pertama kali burung menggunakan indera penglihatannya lalu indera pendengarannya dan yang terakhir adalah indera pembaunya.
1.2.14 Sistem Indera pada Mamalia
Pada umumnya, semua indera yang ada sudah berkembang dengan baik. Beberapa jenis mamalia memiliki kepekaan yang sangat kuat terhadap rangsangan tertentu. Kucing dan anjing memiliki daun telinga yang dapat digerakkan, sehingga membantu untuk dapat menangkap bunyi yang kuat. Anjing memiliki indera pembau yang sangat tajam. Kelelawar memiliki indera yang sangat tajam untuk mengenali getaran.
Anjing dulunya disangka dikromatis, sehingga bisa disebut buta warna menurut standar manusia. Tapi penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini justru menunjukkan anjing bisa melihat beberapa warna, walaupun tidak seperti yang bisa dilihat manusia. Bagi anjing, warna merupakan sinyal subliminal yang ditangkap untuk membedakan bentuk dari objek yang saling tumpang-tindih, dan bukan warna pada benda yang bisa langsung dibedakan anjing.
 Menurut penelitian, anjing bisa melihat berbagai nuansa warna kuning, ungu atau violet. Lensa mata anjing lebih datar dibandingkan dengan lensa mata manusia, sehingga anjing kurang bisa melihat secara detil dibandingkan manusia. Sebaliknya, mata anjing lebih sensitif terhadap cahaya dan gerakan dibandingkan mata manusia. Beberapa anjing ras, memiliki bidang pandangan sampai 270°. Sebagai perbandingan, manusia hanya mempunyai bidang pandangan 180°. Bidang pandangan anjing ras dengan kepala lebar dan kedua mata di depan sebenarnya hampir sama dengan manusia, hanya sekitar 180°.
Anjing bisa mendengar suara frekuensi rendah 16 hingga 20Hz (manusia hanya mendengar frekuensi 20-70 Hz), dan suara frekuensi tinggi dari 70 kHz hingga 100 kHz (manusia hanya mendengar frekuensi 13-20 kHz). Jumlah ini termasuk cukup bagus, namun masih kalah dari pendengaran kucing. Selain itu, anjing bisa menggerak-gerakkan daun telinga agar cepat bisa menentukan lokasi sumber suara yang sebenarnya.
Lebih dari 18 otot pada daun telinga memungkinkan anjing memiringkan, memutar, menidurkan, atau menegakkan daun telinga. Anjing mampu menentukan sumber suara lebih cepat dari manusia, sekaligus bisa mendengar suara yang sumbernya empat kali lebih jauh yang dapat didengar manusia. Anjing dengan daun telinga berbentuk alami (tegak seperti daun telinga serigala) biasanya memiliki pendengaran yang lebih baik daripada anjing berdaun telinga jatuh seperti terdapat pada banyak spesies hasil domestikasi.
Anjing memiliki hampir 220 juta sel penciuman yang sensitif terhap bau. Luasnya kira-kira selebar sapu tangan, sangat luas bila dibandingkan sel penciuman yang dimiliki manusia. Sebagai pembanding, manusia hanya memiliki 5 juta sel penciuman yang menempati luas selebar perangko. Beberapa jenis anjing ras bahkan sengaja dibiakkan agar lahir anak anjing dengan indera penciuman yang lebih bagus.
Mekanisme pengumpulan informasi di otak anjing berdasarkan partikel-partikel bau yang berhasil diendus belum diketahui secara jelas. Menurut hasil penelitian, anjing dapat membedakan dua jenis bau: partikel bau di udara yang menyebar dari orang atau benda, dan partikel bau di tanah yang masih bisa dideteksi setelah beberapa lama. Karakteristik dua jenis partikel bau kelihatannya cukup berbeda.
Partikel bau yang ada di udara mudah hilang, tapi mungkin begitu jelas dan tidak bercampur bau-bauan yang lain, sedangkan partikel bau di tanah relatif lebih permanen. Anjing pelacak harus diajak melakukannya secara berulang-ulang dan berhati-hati, karena bau yang melekat di tanah mudah tercemar dengan bau-bauan yang lain.
Pelatih anjing pelacak sudah mengerti bahwa anjing tidak mungkin lagi diajar untuk melacak bau-bauan di atas kemampuan alami yang dimiliki sejak lahir. Anjing hanya dapat dimotivasi sebaik-baiknya dan diajar agar bisa berkonsentrasi pada jejak bau yang utama. Anjing pelacak yang terlatih harus bisa mengabaikan berbagai jejak bau yang lain. Anjing yang tidak terlatih biasanya senang sekali mengendus berbagai macam bau selain jejak bau yang diperintahkan. Sewaktu melakukan pekerjaan yang meletihkan bagi anjing pelacak (misalnya mencari barang selundupan di atas kapal), anjing harus dimotivasi agar mau kerja keras dalam jangka waktu yang lama.
1.3 Hewan yang Memiliki Indera Penglihatan yang Sangat Istimewa
Sementara manusia cenderung hanya berpikir tentang visi mereka sendiri dan penglihatan, mata bekerja dalam berbagai cara yang berbeda, yang memungkinkan beberapa hewan untuk melihat dengan cara bahwa manusia hanya bisa membayangkan.
1. Owls
01
            Seperti banyak predator, burung hantu memiliki mata di depan wajah mereka, sehingga mereka memberi persepsi mendalam yang sangat baik selama ekspedisi berburu mereka, terutama dalam kondisi cahaya rendah. Menariknya, meskipun bermata besar dan berrongganya juga hampir tak bisa bergerak. Inilah sebabnya mengapa burung hantu bisa memutar kepalanya sejauh ini.
2. Geckos
01
Tokek Nocturnal mampu memblokir matahari pada hari yang cerah, namun masih mempertahankan suatu penglihatan dimalam hari yang sangat baik. Itulah sebabnya mereka telah lama memiliki mata zigzag vertikal, dapat membatasi hanya pada titik-titik cahaya. Menariknya, sementara manusia tidak bisa melihat warna dalam remang-remang cahaya bulan, binatang ini dapat membedakan antara warna dan mata mereka hampir 350 kali lebih kuat, ketika datang untuk melihat warna.
3. Gharials
01
Gharials hampir mirip fosil makhluk hidup kuno. Namun demikian, mereka memiliki mata yg sangat baik yg terletak sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menjaga hampir semua kepala mereka di bawah air dan untuk melihat keluar untuk mencari mangsa. Mata mereka juga dirancang untuk penglihatan malam hari, sebagai struktur, seperti cermin tipis, mata mereka membantu memantulkan cahaya yang tidak sudah diserap oleh mata kembali ke matanya untuk kedua kalinya. Ketika lampu disorot ke mata mereka, mata mereka akan memantulkan cahaya begitu terang terlihat seperti cahaya yg disorotkan.
4. Hippos
01
Hippos dapat melihat di bawah air dengan presisi sangat baik, tapi fakta yang benar-benar menarik tentang mata mereka adalah lapisan membran yang jelas yang melindungi mereka dari kotoran yang ditemukan di bawah air. Anda dapat melihat dalam gambar.
5. Chameleons
01
Bunglon adalah salah satu hewan dengan mata yang paling unik di dunia. Mereka tidak punya kelopak mata atas dan bawah, tetapi memiliki kerucut dengan lubang kecil cukup besar untuk pupil mereka. Setiap kerucut dapat dimainkan secara terpisah dan bunglon benar-benar dapat melihat dua hal yang terpisah dalam arah yang sama sekali berbeda pada saat yang sama. Keuntungan dari visual ini membuat mereka sangat mahir berburu serangga, termasuk serangga yang terbang.
6. Butterflies
01
            Seperti kebanyakan serangga, kupu-kupu memiliki mata majemuk, terbuat dari ratusan mikroskopis, enam sisi lensa yang memungkinkan mereka untuk melihat ke segala arah secara bersamaan. Mata nya digunakan dalam fokus yang tajam, kupu-kupu dapat melihat sinar ultraviolet, yang oleh manusia tak terlihat. Aspek ini membantu mereka untuk mencari nektar pada bunga.
7. Goats
01
Pupil persegi pada kambing menarik perhatian banyak, tetapi mereka tidak hanya tampak cantik. Pipil yg lebar memungkinkan binatang ini untuk melihat pada sudut 330 derajat, dibandingkan dengan manusia yang umumnya melihat sekitar 185 derajat.
8. Frogs
01
Kodok terkenal karena mata yang besar, tetapi hanya sedikit orang tahu mengapa mata mereka menonjol keluar. Mata mereka dapat untuk membantu mereka lihat di atas permukaan sementara mereka terendam. Ketika mereka menutup mata mereka, mereka menarik mereka kembali ke tempat mereka dilindungi oleh kelopak mata, memiliki kelopak tertutup dan tipis, juga membran transparan.
9. Cuttlefish
Beberapa mata paling maju di dunia hewan adalah milik cumi. Mereka aneh, memiliki pupil berbentuk-W, tidak dapat menerapkan warna, tetapi dapat melihat polarisasi cahaya, yang memungkinkan mereka untuk melihat kontras, bahkan dalam cahaya redup. Selain itu, sensor internal dalam mata mereka memungkinkan, untuk mengamati hal-hal di depan mereka dan di belakang mereka pada saat yang sama.
10. Huskies
01
Mata dari Siberian Husky adalah biru-es, biru tua, kuning, atau coklat. Dalam beberapa anjing individu, satu mata mungkin coklat dan biru lainnya, atau campuran dari dua yang menarik. Memiliki fungsi untuk melihat dalam kecepatan tinggi.
11. Eagle
01
Mata elang memiliki sudut penglihatan 300 derajat dan dapat memperbesar bayangan sekitar enam hingga delapan kali. Elang dapat melihat tanah seluas 30.000 hektar ketika terbang pada ketinggian 4.500 meter. Ia juga dapat dengan mudah melihat seekor kelinci yang bersembunyi di antara sela-sela rumput pada ketinggian 1.500 meter.
12. Diptera
01
Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran yang sangat canggih.






BAB 2 KESIMPULAN

·         Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.
·         Euglena mempunyai daya iratabilitas, tidak mempunyai alat penerima rangsang kusus kecuali euglena, mempunyai kloroplas untuk fotosintesis, mepunyai stigma (bintik mata) yang peka terhadap rangsang.
·         Hewan berongga seperti ubur-ubur memiliki sel-sel pigmen dan sel sensori yang peka terhadap cahaya serta sejumlah tentakel sebagai alat peraba.
·         Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya
·         Kucing dan anjing memiliki daun telinga yang dapat digerakkan, sehingga membantu untuk dapat menangkap bunyi yang kuat.
·         Sistem indera pada hewan vertebrata lebih kompleks dibandingkan dengan hewan invertebrata.